Kamis, 14 Maret 2013

Dalam pelaksanaan suatu proyek,dibutuhkan suatu pengendalian, agar proyek yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya.
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
Pengelolaan Mutu
Setelah dipahami arti mutu proyek, langkah berikutnya adalah mengelolah aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat sehingga tercapai apa yang disebut dengan fitness for use, yaitu pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan, dengan cara-cara efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan antara lain sebagai berikut :
A. Meletakan dasar filosofi dan mutu proyek
Pada umumnya di perusahaan-perusahaan besar memiliki buku (dokumen) yang berisi pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan operasi atau proses produksinya.
Dokumen semacam ini memuat persyaratan mutu yang ditetapkan oleh perusahaan dari badan perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah.
B. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu dan jadwal
Pada proyek yang saling tarik menarik, yang terdiri dari jadwal, mutu ,dan biaya. Pimpinan perusahaan harus menggariskan bobot mutu relatif terhadap biaya dan jadwal proyek. Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
C. Membuat program penjamin dan pengendalian mutu proyek (QA / QC)
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir A, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan .
D. Implementasi program QA / QC
Setelah program QA / QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek, agar diperoleh hasil yang efektif perlu diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan seperti melatih personil, menyusun organisasi dan menyebar luaskan arti dan maksud program QA / QC kepada semua pihak yang berkepentingan.
Tabel Orientasi Mutu Masa Lalu dan Sekarang
Tabel Orientasi Mutu Masa Lalu dan Sekarang
Program Penjaminan Mutu QA
Diatas telah disebutkan bahwa untuk proyek besar dan kompleks,data yang dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang menyeluruh. Sebagai alternatif maka proyek harus menyiapkan program penjaminan mutu (QA ).sama halnya dengan biaya dan jadwal ,maka pada mutu diperlukan suatu program penjaminan mutu sistematis, lengkap dan jelas.
Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :
  • Perencana sistematis yang merinci dan yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu setiap tahap pengerjaa proyek.
  • Penyusun batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam desain engineering, pembelian material dan konstruksi.
  • Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu
  • Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan
  • Identifikasi peralatan yang akan digunakan
  • Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ke tiga.
Organisasi QA / QC
Organisasi QA / QC
diatas telah digambarkan bagaimana pentingnya peranan kegiatan penjaminan mutu dalam penyelenggaraan proyek. Meskipun demikian pengalaman menunjukan masih sering dijumpai kurang terlaksana program yang telah ada secara baik dan lengkap sehingga hasilnya pun tidak seperti yang kita harapkan. Seringkali dijumpai adanya perbedaan substansi program QA.
Proyek yang dimiliki oleh perusahaan para peserta (pemilik, kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan produsen yang lain) dalam menghadapi situasi demikian pertama-tama yang harus dikaji adalah program mereka masing-masing apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik proyek bila tidak diadakan penyesuaian atau penambahan.
Kegunaan QA
A. Bagi pemerintah
  • Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstrksi, material,dan peralatan yang digunakan dalam pembangunan proyek.
  • Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.
B. Bagi pemilik proyek
  • Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun dapat berfungsi sesuai yang diharapkan dalam hal keselamatan,operasi,dan produk.
  • Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan pada perbaikan pada bagian yang spesifik dari instalasi
C. Bagi perancang instalasi
  • Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering dimasa depan.
D. Bagi kontraktor
  • Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi ,hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)
Rencana inspeksi, test dan QC
Pada umumnya rencana inspeksi, test, dan QC meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Titik inspeksi dan test
Setiap titik inspeksi hendaknya ditentukan sepanjang siklus pembuatan sampai dengan instalasi .
2. Mandatory hold point
Pada ujung tahap tertentu dari proses pabrikasi atau instalasi harus diverivikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan hukum dengan cara memberi sertifikat.
3. Standar yang akan diperlukan
Semua standar dan krieria yang berkaitan dengan inspeksi dan test serta prosedur yang menyertai hendaknya dicantumkan didalam program yang bersangkutan .
Pengendalian mutu konstruksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungan nya dengan masalah mutu adalah sebagai berikut :
  1. Material konstruksi
  2. Peralatan (equipment)
  3. Pelatihan dan spesifikasi tenaga
Masa jaminan mutu
Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu material dan pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada kurun waktu tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuk perbaikan kerusakan atau pengganti bagian-bagian yang rusak.

STRUKTUR PADA KOLOM

Kolom adalah elemen struktur yang menerima kombinasi beban axial dan lentur (momen). Beban axial yang terjadi berupa tekan, meskipun pada beberapa kasus, kolom bisa menerima beban axial tarik. Dan umumnya terletak vertikal pada bangunan. Biasanya kolom menerima beban momen baik pada satu atau kedua sumbu pada potongan melintang dan momen ini dapat menghasilkan tegangan tarik pada sebagian potongan melintang tersebut.
Fungsi kolom sangat penting bagi struktur gedung, yang apabila terjadi kegagalan pada kolom maka gedung akan runtuh, sedangkan bila kegagalan hanya terjadi pada balok maka gedung belum tentu runtuh.
Bentuk kolom menyesuaikan dengan fungsi dan estetika bangunan, dan umumnya berbentuk  :
  1. Bujur sangkar
  2. Segi empat
  3. Lingkaran.
Kolom beton bertulang mempunyai tulangan longitudinal (memanjang searah sumbu batang) yang paralel dengan arah beban. Untuk kolom dengan tulangan sengkang / segi empat atau lingkaran minimal mempunyai 4 tulangan longitudinal dan minimal 6 tulangan longitudinal untuk kolom dengan tulangan geser spiral menerus. Tulangan longitudinal ini merupakan tulangan pokok yang menahan beban axial dan momen dan untuk kolom mempunyai batasan 1 – 8 % untuk beban gravitasi saja dan 1 – 6 % untuk beban gempa dari luasan kolom beton bertulang, karena persentase yang lebih besar tidak ekonomis dan akan mempersulit pemasangan dan pengecoran. Sedangkan balok beton bertulang mempunyai persentase tulangan kira-kira antara 0,2 – 6 %. Sepanjang tulangan longitudinal dipasang tulangan geser sengkang ataupun spiral yang berfungsi menahan gaya geser dan berfungsi untuk memegang tulangan longitudinal agar tetap kokoh sehingga hanya dapat tertekuk pada tempat di antara dua pengikat dan juga mengurangi bahaya pecah (splitting) beton yang dapat mempengaruhi daktilitas/kekakuan kolom, karena tulangan sengkang, melingkar atau spiral memberikan tekanan kekang (confine)  pada penampang.
Kolom dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
  1. Kolom pendek / short column yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan material dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak signifikan).
  2. Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang kekuatannya akan terkurangi dengan adanya defleksi lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek bila dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi diafragma.
Dan kedua kategori kolom di atas maka masing-masing kategori dapat berupa:
  1. Kolom dengan tulangan dua sisi
  2. Kolom dengan tulangan terdistribusi
Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi
Kolom menerima gaya aksial P dan momen M, dan gaya M ini dapat digantikan dengan oleh gaya  P  tersebut  yang  bekerja  pada  eksentrisitas e = M/P. Bila nilai e ini relatif kecil maka seluruh penampang akan berada pada daerah tekan dan dianggap tidak ada momen yang bekerja.
Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi
Kolom Dengan Tulangan Dua Sisi
Tulangan tekan pada kolom beton yang dibebani eksentris pada tingkat beban ultimit umumnya akan mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban tersebut kecil, atau menggunakan baja mutu tinggi atau dimensi kolomnya relatif kecil. Sehingga umumnya diasumsikan bahwa baja tulangan tekan sudah leleh, kemudian baru regangan diperiksa apakah memenuhi ketentuan ini.
Desain maupun analisis pada kolom ditempuh dengan cara membuat suatu diagram interaksi antara momen pada ordinat dan gaya aksial pada aksis. Diagram interaksi menggambarkan interaksi antara momen dan aksial dalam berbagai variasi sehingga membentuk suatu grafik. Ada tiga titik utama pada diagram interaksi yaitu
  1. Gaya aksial saja : harga momen nol dan harga aksial maksimum
  2. Keadaan seimbang : kehancuran pada beton dan baja terjadi secara bersamaan
  3. Lentur murni : harga aksial nol
Pada perencanaan, setelah mendapatkan momen dan gaya aksial pada kolom dari mekanika struktur maka kita mencoba-coba dimensi kolom dan tulangan kemudian dari dimensi kolom tersebut dibuat diagram  interaksinya. Dan kita plotkan momen dan gaya aksial dari hitungan mekanika struktur tersebut. Bila berada di luar diagram maka kolom tidak mampu dan harus dicari dimensi lain, dan bila berada di dalam kolom dekat dengan diagram maka kolom mampu, tapi bila masuk namun terlalu jauh dari diagram maka kolom terlalu besar/boros. Titik pada diagram interaksi dapat ditambah satu lagi yaitu pembebanan tarik bila terjadi aksial tarik pada kolom.
Diagram Interaksi
Diagram Interaksi
Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi
Tulangan terdistribusi lebih banyak dipakai untuk struktur kolom daripada tulangan dua sisi, meskipun begitu dalam perhitungannya memerlukan perhitungan yang banyak sehingga lebih mudah menggunakan program komputer dalam perhitungan kolom dengan tulangan terdistribusi.
Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi
Kolom Dengan Tulangan Terdistribusi
Kolom Langsing / Slender Column
Suatu kolom yang tinggi dengan penampang kecil harus ditinjau terhadap pengaruh kelangsingan. Pengaruh kelangsingan hanya terjadi pada kolom dengan beban aksial tekan, karena kolom tarik tidak dipengaruhi oleh panjang kolom. Kolom langsing dapat mempengaruhi kekuatan, karena akan terjadi tekuk pada kolom yang menambah momen yang sudah ada. Momen ini disebut momen sekunder. Umumnya dalam perhitungan analisis struktur dengan komputer (misal : SAP atau ETABS) kelangsingan suatu kolom sudah dihitung otomatis sehingga tidak perlu dihitung lagi.


Minggu, 10 Maret 2013

mini studio musik

studio sederhana...masih tahap rencana dan usulan
lokasi:smp 9 tegal

ruang tamu

salah satu konsep ruang tamu terkesan minimalis..bersih..dengan corak ringan,,,tanpa aksen yg rumit.cocok untuk rumah tangga yg kecil hehe...

lokasi : wangandawa

tampak depan rumah type 75

contoh perspektif hunian type 75 yg ane bikin

lokasi:slawi