Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
Pengelolaan Mutu
Setelah dipahami arti mutu proyek, langkah berikutnya adalah mengelolah aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat sehingga tercapai apa yang disebut dengan fitness for use, yaitu pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan, dengan cara-cara efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan antara lain sebagai berikut :
A. Meletakan dasar filosofi dan mutu proyek
Pada umumnya di perusahaan-perusahaan besar memiliki buku (dokumen) yang berisi pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan operasi atau proses produksinya.
Dokumen semacam ini memuat persyaratan mutu yang ditetapkan oleh perusahaan dari badan perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah.
B. Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu dan jadwal
Pada proyek yang saling tarik menarik, yang terdiri dari jadwal, mutu ,dan biaya. Pimpinan perusahaan harus menggariskan bobot mutu relatif terhadap biaya dan jadwal proyek. Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
C. Membuat program penjamin dan pengendalian mutu proyek (QA / QC)
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut pada butir A, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan .
D. Implementasi program QA / QC
Setelah program QA / QC selesai disusun, implementasi program tersebut dilaksanakan sepanjang siklus proyek, agar diperoleh hasil yang efektif perlu diselesaikan terlebih dahulu langkah-langkah persiapan seperti melatih personil, menyusun organisasi dan menyebar luaskan arti dan maksud program QA / QC kepada semua pihak yang berkepentingan.
Program Penjaminan Mutu QA
Diatas telah disebutkan bahwa untuk proyek besar dan kompleks,data yang dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang menyeluruh. Sebagai alternatif maka proyek harus menyiapkan program penjaminan mutu (QA ).sama halnya dengan biaya dan jadwal ,maka pada mutu diperlukan suatu program penjaminan mutu sistematis, lengkap dan jelas.
Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Perencana sistematis yang merinci dan yang menjabarkan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu setiap tahap pengerjaa proyek.
- Penyusun batasan dan kriteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan dalam desain engineering, pembelian material dan konstruksi.
- Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan penjaminan mutu
- Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan
- Identifikasi peralatan yang akan digunakan
- Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari pihak ke tiga.
Proyek yang dimiliki oleh perusahaan para peserta (pemilik, kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan produsen yang lain) dalam menghadapi situasi demikian pertama-tama yang harus dikaji adalah program mereka masing-masing apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik proyek bila tidak diadakan penyesuaian atau penambahan.
Kegunaan QA
A. Bagi pemerintah
- Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstrksi, material,dan peralatan yang digunakan dalam pembangunan proyek.
- Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi hasil proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan kecelakaan.
- Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang dibangun dapat berfungsi sesuai yang diharapkan dalam hal keselamatan,operasi,dan produk.
- Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan, dan pada perbaikan pada bagian yang spesifik dari instalasi
C. Bagi perancang instalasi
- Menjadi umpan balik pekerjaan desain engineering dimasa depan.
D. Bagi kontraktor
- Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi ,hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)
Pada umumnya rencana inspeksi, test, dan QC meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Titik inspeksi dan test
Setiap titik inspeksi hendaknya ditentukan sepanjang siklus pembuatan sampai dengan instalasi .
2. Mandatory hold point
Pada ujung tahap tertentu dari proses pabrikasi atau instalasi harus diverivikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk memenuhi ketentuan hukum dengan cara memberi sertifikat.
3. Standar yang akan diperlukan
Semua standar dan krieria yang berkaitan dengan inspeksi dan test serta prosedur yang menyertai hendaknya dicantumkan didalam program yang bersangkutan .
Pengendalian mutu konstruksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungan nya dengan masalah mutu adalah sebagai berikut :
- Material konstruksi
- Peralatan (equipment)
- Pelatihan dan spesifikasi tenaga
Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu material dan pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada kurun waktu tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuk perbaikan kerusakan atau pengganti bagian-bagian yang rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar